Rivalitas dalam sepakbola terutama suporter itu harus ada. untuk membuat sebuah atmosfir sebuah laga menjadi lebih menarik.
Di Indonesia, permusuhan yang disebut rivalitas sudah memakan banyak korban sebagai contoh adalah kasus GBK 27 Mei 2012 yang memakan korban 3 orang.
Apakah harus dilakukan mediasi damai untuk menghilangkan persaingan atau permusuhan tersebut?
Kalau menurut saya tidak usah, lebih baik PSSI, Klub dan semua komponen dalam sepakbola Indonesia berusaha merubah sudut pandang tentang rivalitas tersebut. pandangan seperti apa??
Sudut pandang tentang Rivalitas tersebut diubah cara pandangnya menjadi persaingan menjadi suporter terbaik dalam mendukung timnya bukan sebuah permusuhan yang harus memakan nyawa. Salah satunya PSSI memberikan suatu penghargaan untuk kreativitas suatu kelompok suporter sehingga suporter berlomba dalam kreativitas yang positif.
Dan ini bukan tanggung jawab PSSI saja tapi kesadaran dari semua supporter Indonesia.
Contoh :
Bayern Muenchen - Borusia Dortmund (DBP Vokal - 13 Mei 2012 )
Kedua suporter berada dalam satu stadion padahal mereka adalah rival. dalam pertandingan itu terlihat indah bagaimana aksi suporternya dan bagaimana stadion dipasangi bendera besar di tribun selatan dan utara .Semua itu diprakarsai oleh Asosiasi sepakbola jerman agar liga Jerman lebih menarik di lirik dunia terutama sponsor.
Nah, suporter indonesia seharusnya bersaing dalam hal kreativitas bersama memajukan sepakbola Indonesia.
Nah yang menjadi masalah PSSInya ini yang belum kelar, masih kacau...!!! (29/6/2012)
penulis : ewok
0 komentar:
Posting Komentar